Sebelum terlalu jauh, aku ingin memberitahukan bahwa postingan ini murni ulasan, bukan permintaan dari pihak hotel.
======
Pada suatu siang yang tidak terlalu terik, karena sedang berada di dalam kosan adikku di Bandung, aku mendapatkan sebuah notifikasi dari Twitter. Tepatnya, notifikasi berupa mention dari Novi, adik kelasku semasa SMP dan SMA. “Jarang-jarang, nih, Novi mention aku tanpa sebab.” Kira-kira begitu batinku ketika menerima mention tanpa tambahan kata apapun dari Novi.
Rupanya, Novi sedang memberitahuku bahwa seorang temannya yang lain sedang berbaik hati ingin memberikan voucher menginap di hotel. Kebetulan lokasinya juga sama, di Yogyakarta. Nama hotel yang dimaksud juga tidak main-main, berbintang empat pula, ialah Innside by Melia, nama hotel tersebut. Aku tanpa ragu tentu setuju. Sudah diberi voucher menginap, gratis pula. Jadilah aku tinggal mencari teman menginap.
******
Tibalah hari untuk check in, aku mengajak Iqbal, salah seorang teman kos untuk menemaniku menginap. Siang hari itu cuaca Jogja sedang mendung. Setiba di sana pun aku segera melakukan proses check in dan meminta kepada resepsionis untuk mengganti dari yang semula kamar dengan satu large bed menjadi kamar dengan twin bed.
Resepsionis Ramah dan Taat Protokol Kesehatan
Aku dan Iqbal yang baru datang langsung disambut dengan ramah. Kami langsung dicek suhu menggunakan termometer tembak oleh petugas di pintu masuk. Petugasnya juga langsung nodong termometer ke jidat kami masing-masing. Seperti yang sudah banyak beredar, cara pengecekan suhu yang paling benar ya melalui jidat, bukan tangan. Terakhir, aku diminta untuk melakukan scan untuk melakukan pendataan pengunjung. Tentunya langkah ini sebagai antisipasi tracking bila terjadi hal yang tidak diinginkan, ada salah satu pengunjung yang positif terkena Covid misalnya.

Aku langsung mendatangi salah satu resepsionis yang ada di meja depan, menunjukkan voucher dan KTP serta mengutarakan maksud untuk melakukan check in. Mbak resepsionis yang aku tidak tahu namanya tersebut langsung melayani dengan baik dan cepat. Aku langsung diberikan kunci kamar berbentuk kartu dengan sensor magnetik dan tentu saja username dan password untuk mengakses internet.
Menurutku ini penting banget, terutama untuk dunia perhotelan. Resepsionis sebagai orang pertama yang ditemui sama klien atau pengunjung atau apapun itu haruslah orang yang ramah. Innside by Melia beruntung memiliki resepsionis yang ramah. Selain itu, masa pandemi yang rawan seperti ini mencari tempat yang menerapkan protokol kesehatan dengan benar itu juga susah. Innside by Melia menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Di lift sudah terdapat tanda jarak serta jumlah maksimal orang yang boleh naik. Jumlah dikurangi menjadi 4-5 orang saja yang boleh naik ke lift secara bersamaan.


Kamar yang Nyaman
Kami langsung menuju ke kamar nomor 723. Di dalam kamar, kami disambut dengan dua buah kasur yang super empuk. Dua buah botol minum dengan kopi dan teh sachet sudah tersedia. Bahkan, kami juga mendapatkan satu buah perlengkapan safety berupa masker, hand sanitizer, dan tisu antiseptik. Sayangnya kami cuma dapat satu padahal yang menginap ada dua orang.
Beralih ke kamar mandi. Semua peralatan kamar mandi mulai dari shower hingga toilet bekerja dengan sangat baik. Showernya tentu saja bisa diatur air hangat dan air dingin. Amenities yang disediakan antara lain: sabun dan shampoo dalam dua buah botol, sikat gigi dan pasta gigi, dan shower cap.
Yang buatku menarik adalah adanya sebuah jendela kaca di kamar mandi yang membuat orang yang ada di kasur bisa melihat ke kamar mandi. Ini tidak lagi mengintip, tetapi melihat langsung. Tenang saja, ada tirai yang bisa diatur dari dalam kamar mandi. Mungkin kalau untuk pasangan sih bisa saja mandi tanpa menutup tirai, cuma karena kami sama-sama laki-laki jadinya tirai ini kami tutup saja. Lagian, siapa sih yang mau lihat bagian paling privasi orang lain.





Baca juga: Selamat Minggu Pagi, Yogyakarta
Fasilitas Pelengkap Lain
Innside by Melia masih memiliki beberapa fasilitas pelengkap lain, standar untuk hotel berbintang empat. Beberapa fasilitas ini di antaranya musala, ruang konferensi, ruang rapat, kolam renang di rooftop, dan tempat pusat kebugaran. Semuanya bisa dinikmati secara gratis bagi siapapun yang menginap di sini.




Waktunya Sarapan
Seperti halnya hotel berbintang lainnya, tentu saja sarapan sudah menjadi bagian dari servis mereka. Di Innside by Melia menggunakan sistem pengambilan makanan yang diatur oleh petugas bukan sistem prasmanan. Alasannya mungkin berkaitan dengan covid, sehingga membuat manajemen membatasi siapa yang boleh memegang centong.
Dari dua kali sarapan, ada banyak menu yang disajikan mulai dari nasi goreng dan nasi putih, daging sosis, mi, telur, ayam, hingga sereal. Sejujurnya aku kurang berselera dengan menu sarapan yang disajikan. Soal rasa makanan tentu saja enak, hanya saja menurutku menu makanan yang disajikan kurang bervariasi.
Hari pertama aku mengambil nasi goreng, sejenis kari ayam, dan mi saja. Sementara hari kedua, aku memilih bubur ayam. Awalnya aku beranggapan ada menu ayam goreng krispi sebagai pasangan nasi goreng, ternyata tidak ada. Sedikit kecewa sehingga aku memilih kari ayam. Kurang cocok memang, tetapi ya karena itu adanya. Beruntung meski kurang pas, tetapi rasa masing-masing makanan ini tetap enak.
Berhubung waktu itu bersamaan dengan kegiatan dari sebuah instansi, restoran di hotel penuh pada hari pertama aku menginap. Namun, manajemen tetap menerapkan protokol kesehatan. Sebelum masuk, kami berdua dicek suhu tubuhnya dan diminta untuk menggunakan hand sanitizer yang disediakan. Area restoran juga wajib menggunakan masker. Tempat duduknya juga berjarak satu sama lain.
Ada cerita yang cukup memalukan yang aku alami ketika sarapan. Pagi harinya setelah menginap semalam, aku tentu saja datang ke restoran untuk sarapan. Seperti yang sudah dijelaskan, ada beberapa menu yang disajikan. Aku tertarik dengan sereal corn flakes dan koko crunch karena rasanya sudah lama sekali aku tidak makan sereal.
Berada di sebelah sereal adalah susu segar cair dan beberapa minuman lain seperti kopi, air mineral, maupun jus. Setelah mengambil segelas susu untuk diminum, aku kembali untuk mengambil semangkuk corn flakes yang dicampur dengan koko crunch. Yang berbeda, tempat susu segar cair yang semula ada tiba-tiba menghilang. Mungkin sedang diisi ulang.
Di sebelah tempat susu cair tersebut ada wadah berisi cairan berwarna putih tetapi tidak seputih susu. Agak keruh dan bening. Ada bapak-bapak yang juga mengambil sereal lalu menuangkan cairan tersebut. Melihat itu, aku dengan percaya diri langsung menuangkan cairan tersebut ke sereal dan membawa semangkuk sereal ke meja makan. Satu suap masuk ke dalam mulut dan BOOM! Zonk.
Cairan yang aku tuang tadi ternyata bukan susu. Rasanya asam dan manis. Cairan berwarna putih yang agak keruh itu ternyata jus sirsak. Alamak. Sambil meringis dan bertanggung jawab, aku menyendok sedikit demi sedikit sampai habis sambil berkata dalam hati untuk balas dendam keesokan harinya. Soal rasa, sebaiknya jangan dibayangkan rasanya sereal dicampur dengan jus sirsak. Aku sama sekali tidak akan merekomendasikannya.


Pemandangan Cantik dari Atas Hotel
Salah satu tempat yang paling menyenangkan dari Innside by Melia adalah bagian rooftopnya. Saat cuaca cerah, di rooftop Innside by Melia, kita bisa melihat betapa gagahnya Gunung Merapi dari kejauhan. Udara pagi hari juga masih sangat segar.
Lokasi Hotel
Innside by Melia berlokasi di Maguwo, Ringroad utara, Yogyakarta, tidak jauh dari Lotte Mart dan Stadion Maguwoharjo. Lokasi hotel ini sebetulnya dekat dengan bandara Adisucipto, tetapi sejak bandara dipindah ke Kulon Progo tentu membuat hotel menjadi jauh dari beberapa tempat publik atau tempat wisata.
Jarak hotel ke beberapa tempat wisata seperti Malioboro atau Tugu Jogja juga cukup jauh. Namun, masih ada beberapa tempat wisata lain yang relatif lebih dekat.

Tempat Wisata yang Tidak Jauh dari Innside by Melia
Meski jauh dari beberapa tempat wisata seperti Malioboro dan Tugu Yogyakarta, tetapi ada beberapa alternatif tempat wisata yang jaraknya lebih dekat dari hotel. Beberapa tempat wisata yang tidak jauh dari hotel Innside by Melia ini di antaranya:
1. Kompleks Candi Prambanan
Lokasinya yang berada di timur kota Yogyakarta tentu membuat jarak hotel ke Candi Prambanan menjadi lebih dekat. Candi bercorak Hindu terbesar di Indonesia ini bisa ditempuh hanya dengan waktu kurang lebih 15 menit saja dari hotel. Di dalam kompleks Candi Prambanan juga terdapat beberapa candi lain seperti Candi Sewu dan Candi Lumbung. Selain itu, ada juga pertunjukan Sendratari Ramayana yang digelar pada malam hari di kompleks candi.
2. Candi Sambisari
Candi Sambisari bisa langsung ditempuh dalam kurun waktu kurang dari sepuluh menit dari hotel. Kompleks candi ini sangat unik karena letaknya yang tidak sejajar dengan tanah, melainkan agak sedikit turun ke bawah. Candi Sambisari tentu relatif lebih sepi dibanding Candi Prambanan, tetapi memiliki cerita sejarah yang tidak kalah menarik.
Baca juga: Soto Batok dekat Candi Sambisari
3. Es Dawet Ringin Minomartani
Penjual es dawet mungkin sudah biasa bagi kita. Namun di Yogyakarta, ada sebuah penjual es dawet sederhana tetapi banyak diincar oleh pemburu kuliner. Es Dawet Ringin Minomartani tempatnya. Penjual es dawet ini memilih tempat di bawah pohon beringin yang rindang. Keberadaan es dawet ini sudah ada sejak tahun 1997. Rasa es dawetnya segar dan manisnya tidak membuat tenggorokan gatal. Tentu saja harganya murah, Rp 4.000,- untuk satu gelas es dawet tanpa tape ketan.
Secara keseluruhan tentu saja aku sangat puas untuk bisa mendapatkan kesempatan menginap di Innside by Melia. Kamarnya yang nyaman, fasilitas yang lengkap, serta tentu saja pemandangan dari rooftop-nya begitu menakjubkan.
====================
Innside by Melia
Alamat: Jl. Ring Road Utara Meguwo, Maguwoharjo, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55282
Telepon: (0274) 2806888
Kalau balik Jogja lagi, sepertinya hotel ini patut dicoba. Agaknya setiap hotel dan tamu kini harus terbiasa beradaptasi di masa pandemi, ya. Bagaimana pun, “dapur” tetep kudu ngepul.
betull. semua harus beradaptasi. demi keselamatan bersama. tentunya bagi hotel juga biar dapur tetap ngepul.
Iya, Lan. Betul sekali.
Dunia pariwisata, terutama perhotelan, apalagi di kota wisata macam Jogja terkena pukulan telak saat pandemi Covid ya, Beberapa rekan-rekan yang bekerja di industri pariwisata pada banyak yang teriak.
Innside by Melia ini menarik hotelnya; belum pernah coba menginap di sini. Kalau dulu jaraknya dekat ke bandara ya… Saiki jauh banget 🙂
huhu iyaa. mau gak mau semua pihak di dunia wisata wajib beradaptasi. manusianya juga.
haha bener nih. dulunya deket sama bandara. sekarang jadi jauh.
Kamarnya terlihat nyaman dan ternyata ada kolam renang di rooftop. Tandain dulu deh di catatan, jadi kalo ke Jogja nanti bisa mampir.
yyess.. silakan mbak yun