Berawal dari foto yang diunggah oleh mbak Herlina di Twitter dan Instagram yang kemudian menjadi hits, aku dan Didit yang terpesona oleh kecantikan Mbak Herlina pemandangan alamnya pun penasaran dengan lokasi tempat pengambilan foto tersebut. Nama tempatnya adalah Wisata Alam Kalibiru, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pagi itu, tanggal 2 Desember 2014, aku dan Didit mewujudkan rasa penasaran kami akan tempat wisata alam Kalibiru di Kulon Progo. Awalnya sih kami berdua yang sama-sama stress berencana untuk jalan-jalan entah ke mana. Stress? Stress kenapa? Didit sedikit jenuh dengan kerjaannya di @SneakerSandwich nya. Sementara aku, stress karena skripsi. Stress kenapa? Lha wong skripsimu gak kamu kerjakan gitu? Eheheh ya pokoknya stress gitu deh.
Terus, mengapa judul postingan ini “Mencari Jejak ke Kalibiru”? Karena kami berdua ini sama-sama belum pernah ada yang ke Kalibiru, jadi hanya berbekal penasaran dengan foto yang diposting oleh mbak Herlina di instagram dan foto-foto lain yang ada di internet, ditambah dengan informasi seadanya tentang lokasi Wisata Alam Kalibiru ini kami nekat berangkat. Ah cuma Jogja ini. Toh masih ada GPS, baik itu GPS di ponsel atau GPS manual (Gangguin Penduduk Sekitar).

Sekitar 2 hari sebelum keberangkatan, kami dengan mendadak merencanakan untuk jalan-jalan, entah kemana saja. Dan karena penasaran tadi dengan Kalibiru, akhirnya diputuskan untuk jalan-jalan ke sana.
Aku langsung mencari-cari informasi di internet mengenai lokasi, cara, dan rute menuju ke sana. Hasilnya, beberapa blog sudah memublikasikan banyak hal, mulai dari tips, rute, hingga ada yang ngepost sensasi menikmati matahari terbit di sana. Jadi semakin penasaran.
Hanya berbekal hasil screening hasil browsing di internet selama kurang dari satu hari aku dan Didit nekat untuk mengunjungi Wisata Alam Kalibiru. Ya udah lah ya, yang penting berangkat dulu daripada banyak rencana malah gagal. Toh ini juga baru kali pertama jadi tujuannya juga buat “nyari jalan” atau survey gitu biar kalo ke sana berikutnya nggak nyasar.


Perjalanan dimulai sekitar jam 08.30 waktu Indonesia bagian masih-ngantuk-tapi-berangkat-ajalah, kami berangkat dari kontrakan si Didit di belakang Hyatt. Menyusuri ring road barat menuju jalan Wates. Hingga waktu menunjukkan jam 09.00 kami memasuki kabupaten Kulon Progo, sejauh ini sih masih normal. Masih sesuai ingatan tentang rute hingga kemudian kami bertemu dengan pertigaan, tepat di dekat Stasiun Sentolo.
Baca juga: Liburan Gratis bareng @pergidulu
Pada pertigaan itu terdapat plang bertuliskan Sermo ke arah kanan dari Jogja, aku yang mengetahui hal itu segera ngomong ke Didit untuk belok kanan. Kami akhirnya masuk di Pengasih, aku semakin yakin jalannya bener karena menurut google maps juga ada kata Pengasih, kalau nggak salah tertulis “berbelok di Jalan Pengasih – Sentolo” di google maps. Meski sempat ragu karena beberapa blog menyarankan untuk lewat kota Wates dan kami belum melewati kota Wates. Perjalananpun dilanjutkan, kami hanya mengikuti jalan yang besar. Pokoknya nanti ngelewati pinggir Waduk Sermo, begitu yang ada dalam benakku.
Seharusnya gampang, pokoknya ketemu Waduk Sermo nanti tinggal ngikutin jalan saja. Hingga sesekali kami bertanya kepada warga tentang arah ke Waduk Sermo dan menurut warga tinggal lurus ngikutin jalan. Oke sip kami tetep melaju saja, ada persimpangan entah itu pertigaan atau perempatan kami memilih jalan yang paling lebar dengan pertimbangan itu jalan utama. Jalanan aspal, bagus banget, masih mulus lebih mulus dari pahanya ceribel, mungkin baru diaspal, tapi sepi.
Hingga akhirnya, jalan aspalnya habis ganti jalan batu. Sial, sepertinya salah jalan ini. Didit mulai ragu, kami berhenti sejenak di warung untuk bertanya, dan jawaban dari penjaga warungnya, Waduk Sermo masih lurus. Keraguan tampak di raut wajah Didit, tapi setelah aku mengatakan kalau jalannya lurus saja dia pun nurut saja. Jalanan masih berbatu, terdapat sebuah papan plang di pinggir jalan bertuliskan “Suaka Margasatwa”. Waduh, aku sudah melewati jalur yang tidak seharusnya dilewati. Tak butuh waktu lama kami menemukan ada plang penunjuk arah Kalibiru di sini kami kembali bertemu jalan aspal tapi kali ini sempit. Di jalan ini sudah tampak Waduk Sermo.


Di sini kami merasa jalan kami sudah benar tapi kami sempat mengira kami tak lewat di Waduk Sermo sesuai yang sesuai google maps karena jalanan mulai menanjak. Tapi kemudian berubah menjadi turunan yang cukup tajam, kami bingung lagi. Untungnya ada seorang ibu yang sedang berjalan, Didit kemudian menghentikan motornya, aku pun bertanya arah waduk sermo. Jawabannya, “Lurus saja mas, ya tinggal ngikutin jalan ini aja. Waduknya itu ada di atas situ.” Yoweslah, kami melanjutkan perjalanan. Ternyata jalan yang kami lewati itu berada di balik Waduk Sermo, lewat bawah tanggulnya.
Sampai di atas, kami merasa lega bisa melihat Waduk Sermo. Tapi tak berhenti lama, kami lanjut lagi menuju ke Kalibiru sesuai tujuan awal kami. Jalanan cukup lebar kira-kira bisa dilewati oleh dua mobil bersimpangan. Melihat ada plang penunjuk arah Kalibiru, kami langsung mengubah arah, kali ini jalanan menjadi sempit kembali, oh iya selain sempit jalanan menanjak dan banyak tikungan. Kondisi jalan sepi sekali, Didit yang beberapa kali membunyikan klakson untuk memastikan tidak ada kendaraan di lawan arah tak pernah ada jawaban. Sepi mana sama hati? Ya kalau itu gak usah dijawab lah ya.

Tepat jam 09.48 atau sekitar 30 menit dari Waduk Sermo atau satu jam dari Jogja kami sampai di parkiran wisata alam Kalibiru. Cukup satu jam saja. Jauh lebih cepat dari blog yang aku baca atau dari google maps yang katanya membutuhkan waktu 1,5 sampai 2 jam. Kayaknya sih, jalan yang kami lewati itu semacam jalan pintas deh, tapi jalannya belum jadi. Biasanya kalau menjelajah, yang namanya jalan pintas kan ngelewati sawah atau rumah yang jalannya ekstrem tapi bisa memangkas waktu. Nah sama kayak yang aku dan Didit alami ini. Pertanyaannya sekarang adalah, kalau ke Kalibiru aja ada jalan pintasnya, ke hati kamu ada jalan pintasnya juga nggak?
Baca juga: Tawangmangu, Setelah Sekian Lama
Bayar Rp 2.000 untuk parkir motor dan Rp 3.000 untuk tiket masuk per orang. Di atas kami disambut pemandangan indah sejauh mata memandang. Waduk Sermo terlihat kecil dari sini, sementara perbukitan menoreh terlihat menenangkan. Kami langsung menuju ke tempat “rumah pohon”, untuk apalagi kalau bukan untuk foto-foto. Di sini kita harus bayar lagi loh, Rp 10.000 untuk 5 menit di atas rumah pohon itu. Mahal ya? Iya. Jadi harus bener-bener dimanfaatkan tuh 5 menitnya. Kamipun dipasangkan tali agar tidak jatuh. Untuk keselamatan.


Setelah cukup puas berfoto ria, aku menyempatkan bertanya kepada mas-mas penjaga. Beliau mengenalkan dirinya sebagai Mas Harji atau biasanya dipanggil Mas Gondrong.
“Mas, ini kok 5 menit sih? Cepet banget.” Aku mencoba sedikit memohon agar bisa diperlama.
“Iya mas, soalnya ngantre, kasihan yang belakang.” Jelas mas Gondrong. Oke, aku paham dan mengerti kenapa cuma 5 menit jatahnya. “Lha ini kok sepi ya mas?” Aku bertanya lagi. “Iya, soalnya bukan pas musim liburan atau weekend. Makanya kalau ke sini mending pas tengah minggu mas. Biar sepi. Kalau sepi sih, kami masih mau ngasih lebih dari 5 menit tapi ya tetep nggak lama-lama. Kalau pas lagi rame, kami bikin 5 menit fix. Nggak boleh lebih. Kasian yang belakang.” Begitu tutur mas Gondrog. Wah ini tips yang berguna nih.
“Oh iya mas, kalau mau ngejar sunrise gitu bisa nggak mas? Soalnya aku baca ada blog yang bilang kalau bisa ngejar matahari terbit di sini.” Tanyaku. “Bisa aja mas, tapi ya kalau cuma 1 atau 2 orang kami males (melayani pasang tali dan sebagainya). Kalau rombongan gitu mungkin kami baru mau. Ya kan namanya kerja di luar jam kerja mas.” Mas Gondrong kembali memberi penjelasan. “Oh, gitu, berarti nanti bisa dong ya kalau mau dapet matahari terbit menghubungi mas Gondrong lagi?” Aku bertanya. “Oh boleh sangat kok mas.” Mas Gondrong mengiyakan.


“Nah, kalau pas sunset gitu? Bagus nggak mas di sini?” Didit ganti bertanya. “Mataharinya di sana (sambil nunjuk ke arah barat), ketutupan sama bukit. Kayaknya kurang bagus. Hehehe. Yang bagus itu kalau di sini kalau ada kabut. Habis hujan biasanya muncul kabut mas. Tapi ya kami nggak berani menaikkan, bahaya, licin soalnya meskipun udah pakai sandal gunung.” Kata mas Gondrong. “Nih kayak gini nih mas kalau lagi muncul kabut” Lanjut mas Gondrong sambil menunjukkan foto ada pengunjung yang naik di rumah pohon dan ada kabutnya.
“Wedyaaann, apik tenan mas (wedyaan bagus banget mas). Tapi itu kok boleh naik mas?” Aku bertanya kembali.
“Kalau itu pas dia beruntung mas, lagi di atas terus turun hujan. Dia nunggu di atas sampai reda terus muncul kabut.” Kata Mas Gondrong.
Wuaah beruntung sekali orang itu. Beneran bagus loh, sayangnya aku nggak bisa memunculkan foto tersebut di sini. “Di sini itu, selain pas kabut, pas musim kemarau juga bagus mas. Entar dapet foto kayak gini.” Mas Gondrong bercerita sambil menunjukkan foto yang lain.
“Waaahh ya ini mas, ini yang ada di instagram temen saya.” Kata Didit. “Oh kalau yang ini pas matahari terbenam mas. Tapi kalau di sini, makin siang makin ramai. Masnya ini beruntung juga ke sini pas masih pagi, masih sepi.” Tukas mas Gondrong. Dan benar apa kata mas Gondrong, tak berapa lama mulai ada tambahan beberapa pengunjung lagi. Padahal pas kami datang, hanya ada aku dan Didit, kemudian ada 2 orang mbak-mbak, dan satu pasangan anak muda saja. Tapi semakin siang bertambah lagi pengunjungnya.


“Nah kalau mau flying fox gimana mas? Bayar Rp 25.000 ya?” Aku bertanya karena di depan tadi aku melihat bisa ber-flying fox-ria. “Iya. Kayaknya kalau mau flying fox baru ada penjaganya pas udah siang deh mas.” Jawab mas Gondrong setelah bertanya kepada temannya yang lain. Pengunjung semakin banyak, Mas Gondrong pun kembali bekerja. Sementara aku dan Didit pun beranjak turun kembali ke tempat parkir. Di tempat parkir juga mulai ada beberapa rombongan anak muda yang baru tiba. Beneran nih kalau ke sini, lebih baik pagi dan bukan pas musim liburan atau weekend. Tujuan kami berikutnya? Pulang? Eh, mampir Waduk Sermo dulu, foto-foto.


Kami mencoba melalui jalan yang lain, sempat nyasar lagi, bertanya lagi, dan kembali lewat jalan tidak beraspal seperti sebelumnya. Buseet. Akhirnya setelah berfoto-foto ria di Waduk Sermo, kamipun pulang ke Jogja. Tapi karena kami nggak mau lewat jalan yang tadi, yang kami anggap kurang layak jika kami harus ke Kalibiru lagi bersama teman-teman yang lain, akhirnya kami mencoba jalan yang lain. Alhamdulillah, ternyata jalan yang kami lalui untuk pulang lebih normal. Dan melewati Kota Wates sesuai petunjuk yang aku baca. Ternyata jalur yang melalui kota Wates lebih gampang lagi. Plang penunjuk arah juga sudah terpampang jelas. Jalanan juga lebih ramai. Nggak perlu takut nyasar meski membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding kalau lewat jalan ketika kami berangkat tadi. Kira-kira sih lebih lama setengah jam.
Sampai di kost, aku perhatikan ada yang beda fotoku, foto Didit, dan fotonya mbak Herlina. Lho ternyata lokasi rumah pohon yang dipakai foto mbak Herlina emang beda dengan kami tadi. Wah nggak bisa dibiarkan ini, artinya aku harus ke Kalibiru lagi suatu saat nanti.
*****
Banyak yang tanya gimana ke Kalibiru setelah naik kereta. Begini tipsnya :
Kalau dari Jakarta atau Bandung naik kereta bisa turun di Stasiun Wates, lalu naik ojek. Perlu diingat, jarak Stasiun Wates dengan Kalibiru masih cukup jauh jadi jangan lupa nego harga sama tukang ojeknya ya. Kalau paling aman, turun di Stasiun Tugu atau Lempuyangan di kota kemudian sewa kendaraan sendiri.Foto sampul diambil dari instagram Mbak Wahyu Herlina.
Ihh mas galant.
Keren banget
Pemandangannya #ups
hahahah :))
Dialog yang interaktif dan menambah wawasan, hehehe. Kalau sudah sepi baru aku mau ke sana, biar ga usah bayar 10.000 dan nggak dipatok 5 menit, hahaha.
hahaha ajak2 mas kalo udah sepi :p
terima kasih terima kasih
asli kerennn nih tempat… pengennn ke sana, tapi belum selooo… #butuhPiknik
huahahahah kerja terus entar matik lho :p
iih…kece mas..pemandangannya 🙂
baiklaaah…hmmm harus ke sana nih #menyusunrencana
akunya gak kece gitu maksudnya? 🙁
kok amu gitu sih wi 🙁
hahhaha..ampuuuuun 😛
Jadi milik kamu sang calon traveller atau sang penguasa ????? Jawab Jujur hua hua
jadi milik kita berdua mz :”3
Kamu poliandri ???? KEJAMMMMM
saya poliklinik mz :||
“Kamipun dipasangkan tali agar tidak jatuh. Untuk keselamatan.”
Ralat: supaya mirip topeng monyet 😀
Gal tulisan ini keren, tapi keknya lebih keren kalo ada poto gw disitu wkwkwk
ayoo ke sini elaahh :p
kalo mau gratis kita pagi hari ya mas ke sana hehe…. mantap ams saya suka nih besok saya juga bawa tamu ke sana josh infonya mantap ini…
gak gratis juga sih 😐
mungkin masuknya bisa gratis, tapi kalo mau foto di atas pohon itu tetep bayar 😐
dan kalo nggak salah yang jaga gak mau kalo cuma 1 atau 2 orang doang terus naikin orang di luar jam kerja mereka 😀
Tempat kayak gini pasti gampang ngehits~ dan bentar lagi rame~ tapi serem juga ya naik kesitu 😀
hahaha gak seserem kalo ngeliat mantan naik ke pelaminan mas 🙁
ituuu, gak serem, tapi horror wakakak XD
kalo ngeliat gebetan yang tiba-tiba naik pelaminan? serem mana? 😐
Tahun 2010 sempat kesini tapi jalanannya masih jelek. Itupun dulu pas KKN 🙂
Sekarang pengen kesini lagi
haha ayoo ke sini maas 😀
wah, itu mas didit juragan vans :3
wah ketauan
Lagi ngehits ya Kalibiru ini hehe… Btw masih gagal paham dari mana pengambil gambar bisa dapat angle model duduk manis di rumah pohon dengan view begitu tinggi. Jelaskan ya hehehe
kalo udah sampe di parkiran, parkir kendaraan dulu mas.
terus jalan kaki masuk ke retribusinya, bayar dulu di situ mas. nah dari situ masih naik terus. jalan kaki tapi. entar ada semacam “food court” eh bukan, ya pokoknya tempat istirahat dan warung gitu, nah itu masih masuk aja deh, udah ada jalannya kok mas 🙂
nanti masnya juga tau sendiri, yakin deh 🙂
udah ada papannya, ada yang sepaket sama flying fox ada yang enggak. kalo aku itu yang nggak sepaket soalnya datangnya masih pagi, yg jaga flying fox belom ada 😀
Wah, kapan ke sana lagi? ajak2 saya dong 🙂
Mungkin klo flying fox saya harus menambah berat badan supaya ga nyangkut di tengah jalan 😀
hmm kapan ya? belum diagendakan sih. hehehe
Nunggu musim kemarau saja 😀
hmmm kayaknya asik emang nih kalo musim kemarau 😀
pengen kesana deh, gara-gara view di fotonya bagus (foto mbak-nya) hahaha 😀
ayook ke sini yuk. ajakin pacar eh calon suamimu sekalian 😀
oww yaya… spot2 ketinggian semacam ini lagi ngehits ya, ada tebing kraton, kalibiru, bangkirai, wayag, dll… keren sih emang view nya. kapan-kapan kesana ah 🙂
ahahaahah iyaaa lagi rame mas, ke sini lah mumpung deket :p
lagi hits banget nih tempat.
Semoga bisa kesana dah, udah lama gag pernah ke jogja..
salam kenal mas 🙂
—
https://bukanrastaman.wordpress.com/2014/11/16/menyapa-alam-di-curug-malela/
hiyaaa bener2 tuh 😀
monggo ke sini mas 😀
—
meluncur ke tekape
siap mas semoga bisa.. eh itu jauh gag dari gunung purba kak 😀
jauuh, nglanggeran di timur, kalibiru di barat 😀
Saya punya feeling Lan, kalau musim kemaru tiba, dan kamera bisa dipinjem lagi dari rumah, bisa temani saya ke sini? Saya yakin kita bisa bikin heboh tempat ini 🙂
komenmu kok nggak muncul di notif yak jadinya gak kebaca kalo ada komenmu 🙁
hahaha bisaaa bisaaa
Wah gak tahu ya, emang gitu itu kudu piye yo mas haha.
sumpah, sering ke Yogya, tapi baru tau ada spot begini.. Keren
ini emang spot yang masih tergolong baru booming mbak 😀
wah tempatnya di kampong bapak saya..baru tau kalo ada tempat keren kayak gini..kerennn..:D
waaa kampungnya mbaknya? bisa nih kapan2 numpang nginep *eh
Andai saja aku bisa kesana.pasti aku akan mencoba flying fox.tapi siap2 pakai pempes,krn aku phobia ketinggihan.
Good adventure
wkwkw nggak usah takut bu 😀
keren fix
diditnya , bukan kamu mz gal
-,-
Nice view….
Laporannya jg easy reading
Btw,
Yang ambil gambar sama2 naik pohon atau gmn, please info
nuwun
itu naik pohon ada tangganya, nggak terlalu tinggi kok, paling 3-4 meter dari tanah, nah nanti ada dataran yang tingginya sejajar sama tinggi rumah pohonnya, ngambil fotonya dari situ 🙂
Maaf mau nanya : Maksudnya lokasi foto mba herlina dengan mas beda apa yaa..? Apakah ada 2 rumah pohon..??
iya kak, ada lebih dari satu pohon yg dipasangi papan kayu itu 🙂
keren,tapi kalo dari bekasi gimana ya?
kalo dari Bekasi, lebih enak naik kereta turun di Jogja bisa stasiun Lempuyangan atau stasiun Tugu terus sewa kendaraan pribadi bisa motor bisa mobil. soalnya di Jogja itu kendaraan umumnya susah 🙂
Kereeenn cui,,,pen mmpir,,,#hope
yuk mbak 😀
kalo turun di stasiun wates bisa kan ?
bisa juga kok mbak 🙂
nanti dari stasiun wates langsung ambil arah waduk sermo aja
Cantik sekali pemandangannya! Btw, menginap di H Sovereign Hotel Bali, yuk! http://travel.grivy.com/h/i/128488037-h-sovereign-bali-keeleganan-di-kawasan-tuban
Josefine Yaputri
Content Writer & Editor
PT. Grivy Dotcom
P: +62(0)21 2960 8168
Office 8 Tower, Floor 18A
Jl. Jend Sudirman Kav. 52-53
Jakarta Selatan, 12190, Indonesia
Seru nih, yang lg ngehits duduk diatas pohon itu 😀
Maaf sebelumnya numpang ngasih info nih, buat yang gamau repot masak waktu mau ngadain pesta/syukuran/resepsi pernikahan tapi tetep pengen nyicip makanan enak?
kami dari Bu Mentik Catering and Wedding Organizer bisa loh menyediakan jasa catering dan paket pesta pernikahan.. makan dari kami dijamin fresh.. lezat.. halal.. dan tentunya tanpa vetsin.. langsung cek situs kami yuk.. http://www.bumentik.com
Terimakasih.. smile emoticon
wkwkwk iyaa kekinian banget
Mas gallant saya berencana kesana jumat besok…kalau dari jakarta turunnya di stasiun mana ya ?? Stasiun lempuyang atau stasiun yogya ?? Mohon infonya
Sebenernya lebih deket ke stasiun Wates terus naik ojek. Turun di stasiun Lempuyangan atau Tugu jauh soalnya dari Kalibiru, kecuali mau sewa kendaraan sendiri 🙂
Mas kalo dari jakarta turun di stasiun mana ?? Mohon info…terimakasih yaa
Turun stasiun Wates kalo bisa mbak, terus naik ojek. Tapi paling aman turun di stasiun Tugu atau Lempuyangan terus sewa motor / mobil 🙂
Info plis mas nya, wates itu stsiun kota besar bukan ya? Dan kalibiru ini msh bisa di visitkah? Terakhir november lalu adik ku ke jogja, tanya sama orng2 di jogja kata nya udh ditutup. Akhir januari ini insyaAllah ada rencana ke sana soalnya, makasih
setauku sih masih bisa dikunjungi ya. masih banyak bertebaran foto foto Kalibiru di Twitter, Facebook kok 😀
Wates nggak stasiun besar sih, tapi banyak juga kereta yang berhenti di sana. 😀
Klo udh sampe jogja, ga ada tour guide buat ke situ kah? 😀
kalo itu sih nggak ada kak, pake gps paling hehehe~
Kalo kesana pake motor matic kuat kah?? Kan katanya jalan nya nanjak gitu…rencana aku ksna 6 feb…
kalau motornya dalam kondisi prima, kuat kok kak 🙂
mas gallant, info dong, kalau ke kalibiru naik mobil elf bisa tidak ? karena menurut kabar, jalannya agak ekstrem ya ? mohon dibantu solusi kendaraan yang baik utk kesana ya, thanks
jalannya emang cukup ekstrem sih, mbak. disarankan naik motor aja 😀
waah mupeng… kalo ojek kira2 berapa ya mas bayarnya?
wah kurang tau mbak. sepertinya sih mahal. soalnya jauh dan jalan yang nanjak.
Halo mas, saya mau tanya kalo ke kalibiru bawa anak umur 1.5 tahun bisa ga ya? Naik tangga ke atas pohonnya untuk foto itu kira2 berapa tingginya mas? Terima kasih
selamat siang, Bu Sari.
agak ribet sih sepertinya. tinggi dari tanahnya kira-kira 2-3 meter sih sebenernya. 🙂
Gangguin Penduduk Sekitar (GPS) haha ngakak. :))
Btw thank you ceritanya ya, cukup lengkap dan asyik cara penyampaiannya. ^^
makasih kaaak 🙂
bagus. dan indah
jdi pengen ksana. krna lhat photo teman uda dsna 🙁
kapanlh bisa ksna??? mudah”an ada yg ngajak riski ksna 😉 :* <3
aamiinn 😀
kalibiru memang keren ya mas, sayang nya waktu gue ke sana, cuaca lagi mendung jadi langitnya kurang oke.
naah iyaaa sama saya juga waktu itu masih berbekas mendungnyaa jadi kurang sip 😀
Hurrah! After all I got a web site from where I know how to in fact get valuable information concerning my study and knowledge.
Thanks for sharing excellent informations. Your site is so cool. I am impressed by the details that you’ve on this blog. It reveals how nicely you understand this subject. Bookmarked this web page, will come back for more articles. You, my pal, ROCK! I found just the info I already searched everywhere and just could not come across. What a great website.
Aku juga pernah ke kali biru tahun 2014.. Dulu masih lg ngtrend2nya yak
yaaa bener. sampe sekarang masih ngetrend kayaknya kak
Sehdaahh.. komengan panjang amat yak?
Aku belon pernah kesini, laannt.. ajakin sik! 🌲🌞🌲
Eh, jangan. Aku udah lupa jalan ke sini. Wkwkwkw *dikeplak
Yak amfuunn.. gitu amat mah, Galaant..
Sedih hiks
Wkwkw. Mending jelajah bareng aja, Kak. Cari jalan yg benar wkwk
Aamiin.. yang diridhai Allah
Wow, amazing blog layout! Ꮋow long haᴠe yoᥙ been blogging fߋr?
үou made blogging ⅼook easy. The ⲟverall lοoқ of your site is wonderful, аs ԝell as the content!
Thank you, mate.