“Jika sedang melakukan perjalanan di atau melewati Kabupaten Temanggung, oleh-oleh apa sih yang sebaiknya dibeli?”
Pertanyaan di atas dilontarkan oleh seorang teman satu angkatan saat kuliah dulu. Temanggung memang tak terlalu dikenal sebagai sebuah destinasi wisata. Jarang orang melirik Temanggung untuk berwisata. Karenanya, orang hanya sekadar lewat saja di Temanggung. Urusan oleh-oleh, orang akan lebih memilih beli di Wonosobo dengan manisan Caricanya. Siapa sangka, Temanggung memiliki produk oleh-oleh dalam wujud pisang aroma.

Kunjunganku hari itu di Kandangan, Temanggung disambut oleh mendung yang berubah menjadi hujan rintik-rintik. Kandangan menjadi destinasi pertama dalam kegiatan Famtrip kali ini. Tujuannya untuk melihat proses pembuatan Pisang Aroma.
Aku tak pernah mengenal makanan ini sebelumnya. Barulah saat aku datang ke Yogyakarta untuk kuliah, aku berkenalan dengan makanan bernama Pisang Aroma ini. Kala itu aku lebih mengenal dengan nama Pisang Coklat. Pisang Aroma atau Pisang Coklat banyak dijual di warung burjo (sekarang bernama warmindo).
Kami bertandang ke rumah Ibu Sri Mulyati. Beliau adalah penanggung jawab dalam produksi Pisang Aroma ini. Pisang Aroma bukanlah makanan asli Temanggung. Hal ini diaminkan oleh Bu Sri Mulyati. Beliau mengakui mendapat ide membuat pisang aroma ini saat ada seseorang yang datang dari Bandung membawa pisang aroma. Di Bandung, makanan ini dikenal dengan pisang coklat.
Karena rasanya enak, Bu Sri Mulyati yang memiliki bakat memasak mencoba membuat sendiri pisang aroma ini. Sukses, beliau tak ingin makanan buatannya hanya sekadar dinikmati sendiri. Beliau memasarkannya. Cara manual, beliau pergi dari rumah ke rumah. Dari Temanggung hingga Magelang.
Perjuangan beliau sejak 2001 tersebut membuahkan hasil. Dagangan laris. Semakin banyak yang mencari. Beliau akhirnya memperbesar rumah produksinya. Berkat saran dan bantuan dari Pemprov Jawa Tengah, dibentuklah KPK (Kelompok Petani Kecil) yang bertugas untuk membuat pisang aroma di bawah arahan Bu Sri Mulyati tentunya. Tak hanya membentuk KPK, Pemprov pun berjasa dalam pemodalan dan pendampingan perihal pemasaran. Hingga saat ini, Bu Sri Mulyati memiliki karyawan sebanyak 34 orang. Semuanya adalah tetangga dan sanak saudara.

Membuat pisang aroma ini bahannya gampang: pisang, gula, tepung, minyak, garam, dan vanili. Pisang pun tak perlu susah payah didapatkan. Pisang jenis Raja Nangka ada banyak di tanah Temanggung. Jika sedang tidak musim, Bu Sri Mulyati bisa membelinya di Pasar Ambarawa, pusat penjualan pisang. Pemilihan jenis Raja Nangka ini karena kadar airnya yang sedikit.

Cara membuatnya pun mudah. Mulanya yang dibuat adalah kulit. Adonan tepung dibentuk di atas wajan panas. Irisan pisang kemudian ditata di atas kulit dan digulung. Gulungan tersebut kemudian dipotong sesuai jenis. Ada yang kecil-kecil, ada yang memanjang. Proses berikutnya adalah menggoreng potongan tersebut hinggal 10-30 menit. Setelah garing, pisang aroma kemudian ditiriskan sebanyak dua kali. Yang pertama ditiriskan di atas saringan besar. Saat setengah kering, kemudian dimasukkan ke dalam mesin spinner selama 15 menit agar minyak benar-benar turun dan tak ada yang tertinggal di pisang aroma.


Perjalanan pisang aroma kemudian berlanjut pada proses pembungkusan. Tersedia berbagai ukuran sesuai selera dan harga. Yang paling kecil adalah ukuran 500 gram dan dijual seharga Rp 14.000. Dari Temanggung, pisang aroma kemudian dipasarkan hingga Demak, Kudus, Yogyakarta, hingga Balikpapan.
Dalam sehari, Bu Sri Mulyati mampu menghabiskan 2-3 kuintal pisang dan 125 kilogram tepung. Dari 25 kilogram tepung dapat dibuat pisang aroma sebanyak kurang lebih 45 kilogram.
Menurut Ibu Sri Mulyati, pisang aroma buatannya mampu bertahan selama satu tahun meski tanpa bahan pengawet. Hal ini sudah melalui proses penelitian. Kalau hubungan kamu?
Acara ini dalam rangka Familiarization Trip yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 17-19 November 2017
*****

Pisang Aroma KPK Mawar
Penanggung Jawab: Sri Mulyati
Alamat: Dusun Sarangan 01/03, Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Temanggung.
081328026434
Mas fotonya menggoda. Enak yaa dimakan pas hujan gerimis ditemani segelas teh anget.
Oh ya, kalau Pisang Aroma Kandangan, Temanggung ini pakai Pisang Raja Nangka ya? jadi sih kayanya nggak diragukan.
Lah aku punya pengalaman beli pisang aroma di pinggiran jalan kampus ituuh, banyak isi pisangnya *mak klethuk-klethuk :’)
Betul banget mbak. Ditemani secangkir teh hangat dan cerita tentang kegiatan hari ini. :”
Sebelum kenal pisang aroma versi Jogja yang berlimpah minyak itu, aku sudah kenal lebih dulu dengan pisang aroma Temanggung yg kering n kriuk. Dulu tiap ke Parakan mesti beli ini. Enak, kriuk-kriuk.
Weee.. Keren mbak El 😀
Aku malah taunya pisang aroma di Jogja wkwkw
Pisang aroma seperti ini bertahan berapa lama ya? Kayaknya asyik order hahhahahhah
Bisa setahun mas. Keren toh.
Yuk order. Aku pisan diorderke yo. Haha
Pisang aroma aja tahan satu tahun masa kamu sampai sekarang galau terus
Galau dan singlenya juga tahan setahun, kayak pisang aroma *eh
Kak, aku lapaaaarr 😥
Huaaaaaaaa
Pisang aroma di-gojek-in bisa nggak ya? 🙁
gosend ihh.. bukan gojek etdaaahh lant…
piye toh kamu -_-
Wkwkwkwk
Bikin ngileeeer, duh.. Enak banget nih pisang aromanya, padahal aku sering banget lewat temanggung.. Kapan2 mampir ah
Yuk, dibeli kak. Menyejahterakan UKM juga 😀
yaampung bahasanya disunat banget hahahaha
Terus apa dong, Teh?
Ngilu liat pisaunya yg buat motong pisang😧
Tunggu ki sanak :||
Wah, Temanggung juga dikenal dengan pisang aromanya ya? Kirain cuma tembakau saja hehehe …
Hatur nuhun infonya ^_^
Ada lagi, bang. Tapi itu di tulisan selanjutnya
Duh iki senengane bojoku mas, dan memang enak banget makanan ini…..Wah kapan ya aku diajak famtrip sama Jateng, kayaknya seru banget
Kriuk kriuk dan manis. Cocok sambil minum teh om 😀
Hehe. Semoga lain kali diajak, om 😀
blognya keren, tulisannya juga salam kenal yaa mas
saya baru belajar ngeblog
mohon mampir yakss
https://sisimurung.blogspot.co.id/2017/11/top-ten-interview-questions-dan-cara.html
Waaa saya juga masih belajar, kak.
Siap. Saya nanti mampir sambil bawa pisang aroma. Wkwkw
Aku juga baru tau pisang aroma ini saat kuliah di Bandung. Dari 2008 sampai sekarang, setauku namanya memang pisang aroma. Mamang-mamang gerobak sampai warkop-warkop nyebutnya pisang aroma. Nggak pernah denger istilah pisang coklat.
Kebetulan aku juga nggak suka carica, manisan, asinan, dan semacamnya, wkwkwk.
Kalo pas aku di Jogja sih pernah denger pisang coklat, pernah denger pisang aroma. Jadi bingung namanya yg bener yang mana.
Hee tapi kalo aku seneng sama Carica. 😀
ini mah seru banget kalau aku disana langsung makan 5 😀
Yah. Kalo 5 mah kurang, Kak Winny.
Rata-rata ambilnya satu genggam gitu sambil dibawa jalan. Wkwk
harus berapa hahah
Comot segenggaman, Kak Winny hahaha
pisang goreng plus teh anget..seru
nyam banget di tengah ujan
Hmmmmm, lebih kecil sih bentuknya daripada yang biasanya gue lihat di mamang2 penjual gitu. But I bet it’s delicious! Wkwkwkw warna kecokelatan dari gula yang kegoreng tuh 🙁 /ingat kalori ingat kalori
Soalnya emang dipotong kecil kak. Bentuk aslinya emang lonjong panjang gitu. Terus dipotong, ada yang jadi dua bagian ada yang lebih kecil lagi. 😀
Mending yang lonjoran atau potong jadi dua kalau yang dipotong kecil-kecil itu alot… tapi balik lagi ke selera sih :))
Wah, kemaren cuma nyobain yang panjang panjang, kak Uzha
Pisang zaman now, bentuknya udah berkelas *alagh haha. Kalau di sini pisang karamel yang bentuknya kayak gini. Dijual seribu satu 🙂
Demi meningkatkan derajat harga perpisangan, om. #halah
Haha, jadinya banana ya disebutnya.
Maca gado-gad0 VS Vegetables with peanut sauce hehehe
Wkwkwkw
Baru tahu kalau Temanggung punya pisang aroma. Kalo ke sini biasanya makan geblek. Tapi itu makanan wonosobo dink.
Geblek itu makanan dari mana mana kayaknya kak. Hahaha.
Di Jogja juga pernah nemu. Hehe.
enyaaak, jadi kepengen. bungkus dong, tapi maunya gratis
Aku ada nih, Yun. Tapi udah abis. WKwk
Aduuuuuh, aku jadi beneran ngiler baca tulisan ini. Pisang aroma ku udah habis dan belinya kan jauh banget yaaaaa… mana di sini lagi hujan, kan enak beut makan pisang aroma sambil minum teh panas tawar.
Bener banget kak Titii. Aku kemaren juga cuma beli sebungkus. Rupanya sangat amat kurang :(((
AKu bacanya sambil nelen iler ini loh… tanggung jawab iksss
Wkwkwkw. *sodorin bungkus pisang aroma
Coba ada gojek kirim pesanan ini ke rumah ya. Kalau di sini adanya pisang goreng pontianak yang goreng pasir itu. Kalau piscok palingan pisang pinggir jalan. Ada sih langganan, satu bijinya seribu. Meleleh lah pokoknya
Hadeeeuuhh ngomongin makanan bikin ngiler, Mas Adie. Wkwk
Eh yang pisgor pontianak tuh kek gimana?
Baru tahu tentang pisang goreng temanggung ini. Ibu kreatif ya, suka dan mencoba adonan tersebut sapai menjadi bisnis yang besar. salut
Iyess, Mak. Aku juga baru tau 😀
Kreatif dan pantang menyerah. 😀
Wuaduh ngiler banget liatnya, apalagi bayangin kalo makan pas masih panas-panas. Beuhhhh 🤤
Sore-sore ditemenin Pisang Aroma, segelas teh, dan cerita-cerita kegiatan seharian cocok banget, Kak Sharon 😀
wah aku gak ada bosennya baca artikelmu, apa lagi yang tentang makanan mas 😀
pisang aromanya enak, pengen coba langsung tapi takut ga bisa berenti haha
terima kasih sudah sharing 🙂
Silakan dateng ke Temanggung, Kak. 😀
semoga bisa disegerakan keinginan ke Temanggung-nya 😀
pas sampe langsung nyari pisang aroma deh mas hihi
siapp. kalo beli pisang aroma, juga memajukan UKM di sana lho 😀
Ini setelah digoreng kulitnya dibalurin semacam gula karamel atau gula merah gitu apa gimana, mas? Dari fotonya kayanya gitu ya?
Seingat saya nggak ada proses menaburi gula setelah digoreng. Proses terakhirnya ya digoreng itu.
Gulanya sudah menjadi bagian dari kulit tepungnya. 😀