Tahun 2013 dalam sebuah kegiatan kampus adalah kali pertama aku bertemu dengannya. Kegiatan itu mengharuskanku menginap di Wonosobo. Namanya yang tersohor itu membuatku penasaran bagaimanakah rupanya. Alih-alih di Dieng yang merupakan tempat asalnya, di sebuah tempat makan di Wonosobo inilah aku bertemu dengannya. Aku jatuh cinta pada saat pertama kumelihatnya. Carica namanya.
Carica (Carica pubescens) adalah salah satu tanaman yang tergolong dalam famili pepaya, dikenal sebagai Pepaya Gunung (Mountain papaya). Hanya tumbuh di dataran tinggi pada ketinggian 1.500 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia, Carica sendiri hanya tumbuh di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah.
Carica bukanlah tanaman asli Dieng. Selain di Indonesia, Carica juga tumbuh di sekitar Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Tak diketahui sejak kapan Carica dibawa dan mulai ditanam di Indonesia.

Buah Carica memiliki bau yang aneh. Tiap orang yang mencium memiliki penilaian sendiri. Aku merasa, bau Carica lebih mirip nanas daripada nangka. Bentuk dan warna buahnya juga lebih mirip kedondong setengah matang. Meski masih satu famili dengan pepaya, namun buahnya sama sekali tidak mirip pepaya. Hanya bentuk pohon, daun, dan letak tumbuh buahnya saja yang menurutku mirip. Tentu saja ini penilaian pribadi.
Yuasa Food, salah satu UKM yang berdiri di Wonosobo sejak 2001 menekuni produksi pembuatan manisan carica. Dalam satu hari, untuk proses produksi manisan carica, Yuasa membutuhkan kurang lebih satu ton buah carica per hari dan dikerjakan oleh enam puluh lima karyawan. Yuasa sendiri telah mempekerjakan kurang lebih tiga ratus petani di Dieng.
Perjalanan carica dari berbentuk buah hingga menjadi manisan yang dapat dikonsumsi ternyata cukup panjang. Pemilihan carica juga cukup rumit. Carica yang dipilih justru yang belum masak benar. Pemasakan buah Carica terjadi selama berjalannya waktu distribusi.


Carica-carica terpilih kemudian dicuci bersih. Tak hanya sekali, namun hingga empat kali pencucian. Tujuannya agar getah carica tidak ada lagi yang menempel serta memisahkan daging dengan biji carica.
Tidak semua bagian buah carica bisa dimakan. Menurut Bapak Trisila, direktur Yuasa Food, hanya 40% dari buah carica yang bisa dimakan. Meski begitu bijinya dapat diolah menjadi selai, sirup, juga minyak carica. Carica mengandung vitamin C yang tinggi dan serat alami yang dibutuhkan oleh tubuh.


Setelah masuk proses pencucian dan pengirisan, carica kemudian diekstrak dan diberi sirup (cocktail). Setelah dimasukkan ke dalam wadah sesuai ukuran yang diinginkan dan ditutup rapat, carica mengalami proses Pasteurizing. Carica dalam kemasan direbus pada air bersuhu 80°C selama beberapa menit kemudian diangkat dan dimasukkan langsung ke dalam air es. Proses penurunan suhu secara mendadak ini tidak membuat kemasan rusak, tapi justru bermanfaat untuk melekatkan tutup dengan wadah. Ketika suhu diturunkan secara mendadak, tutup akan menutup sempurna sehingga tidak ada udara yang masuk ke dalam wadah. Adanya pergantian udara ini membuat carica akan membusuk. Selain itu, proses menurunkan suhu secara tiba-tiba ini juga dapat mematikan bakteri-bakteri yang tahan pada suhu tinggi.



Produk Yuasa Food ini sudah banyak dijual di hotel, resto, juga gerai-gerai yang ada di Indonesia. Selain itu juga sudah diekspor hingga Thailand. Manisan carica ini bisa tahan sampai satu tahun asal tidak terkena sinar matahari langsung.
Mencampur manisan carica dengan es batu adalah cara terbaik untuk menikmatinya. Bagi yang mengurangi gula, tersedia juga manisan carica yang berkadar gula rendah. Meski begitu daya tahannya tetap sama, hanya jenis gula yang dipakai saja yang berbeda.

Tapi kalau pertanyaannya, siapa yang lebih manis: kamu atau manisan Carica. Aku tak susah menjawabnya. Karena manisan Carica jauh lebih manis dari kamu. Buat apa manis kalau kamu lebih memilih bersama yang lain, bukan?
Acara ini dalam rangka Familiarization Trip yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 17-19 November 2017
=========

Yuasa Food
Jalan Dieng, km 3,5 Krasak, Mojotengah, Wonosobo
(0286) 32465734
Hahaha, lebih milih carica drpd km. Buat apa milih km, lah wong km aja milih yg lain. Mak jleb.. Tp aku nggak begitu suka dg bau carica, sirupnya juga nggak suka. Kl daging caicanya agak suka dikit sih, nggak tau kenapa dr dlu nggak terlalu doyan carica
Nggak apa-apa, Kak. Namanya juga selera. 🙂
aku pernah dibawain carica sebagai oleh-oleh, kukira itu memang dari pepaya mengkal, ternyata ada ya buah carica. Untung blog walking ke sini, jadi tau deh cara pembuatannya gimana, salut deh sama Yuasa Food
Wahh. Nggak salah jadiin carica sebagai oleh oleh 😀
Terima kasih sudah berkunjung 🙂
Carica ini manis dan legit. Oleh-oleh wajib dibawa pulang kalau ke Wonosobo atau Dieng 🙂
Iyaa. Pasti bawa carica kalo abis dari Wonosobo atau Dieng. Kadang juga beli di toko oleh oleh lain kalo lagi pengen hehe
Sekarang ada kemasan jauh lebih kecil ya. Beberapa waktu lalu aku sempat dibawain yang kecil.
Iyes mas. Lebih praktis dan lebih murah.
Itu nyucinya sampai empat kali ya, sampai benar-benar bersih, hmm… kebayang betapa segernya…
menurutku aromanya emang mirip nanas deh.. 😀
Nah tossss wkwk
Dulu saia pernah mampir ke rumah temen di Wonosobo. Diajak ke pasar beli buah carica, lalu diajarin bikin manisan carica homemade di rumahnya. Gampang bikinnya dan rasanya lebih enak dibanding yang dibeli di toko oleh-oleh, hehe!
Waaah. Masa kak? :O
aaahhhhh, Carica favorit aku tuhhh Galannt 🙂 suka sekali tulisannya dikemas secara apik..
Wah, Mbak Ikaaaa.
Aku juga suka. 😀
Kalo manisan cabe? Suka nggak mbak?
Terima kasih 😀
Mas, jadi penasaran sama wujud biji carica. Ternyata masih bisa dimanfaatkan juga?
Kalau dulu aku harus pesen carica sama temen kuliah ketika dia mudik wonosobo, tapi sekarang carica udah ada di mana-mana yaa
Biji Carica bentuknya kayak biji pepaya mbak, tapi diselimuti ((DISELIMUTI)) lendir lendir gitu. Dan bisa diolah. Bahkan “lendir”nya jadi bahan cocktail ternyata 😀
Haha. Iyaa. Di Lamongan juga ada yg jual loh.
Carica aku kayaknya belum pernah..
nanti klo aku mampir Dieng , smogaaa… bisa nyobain carica ^^
Kalo ke Dieng, coba Keripik kentangnya. Tapi belum ditulis hehe.
Kalo ke Wonosobo aja beli carica 🙂
Asik yaaa… bisa lihat sendiri proses pembuatan carica…..
Asiik banget kak 😀
Namanya unik gitu yah. Hehe, sayang banget ngga ada di Sulawesi ya mas 🙁
Wah iya. Sayangnya cuma tumbuh di Dieng. Semoga dapet kesempatan main ke Dieng biar tau 😀
menurut sha, wanginya ya wangi carica aja. ga mirip nangka maupun nanas 😀
ini fav banget lah. sampe sekarang masih kebayang segernya makan carica dingin. Mudah2an suatu hari bisa nyoba makan carica plus nanas dll di sop gitu lebih enak katanya
Jadiin sop buah ya, Teh? Mantap ih.
Aduh, kampungnya mantan. Jadi ingat…. Heuheu.
waduw~
done followed blog mas, jangan lupa folbek hihii salam kenal
salam kenal juga, kak 🙂
siap sama2. heheee
Baru tahu kalau tersedia kadar gula rendah, lho. 😀 Udah pernah nyicip selainya belum, mas?
Iyaaa kemaren juga baru tau kalo ada kadar gula rendah 😀
Belum nih. Selain selai juga pengen tau minyak carica-nya juga
Oh ini aku pernah lihat deh, kirain isinya mangga gitu 😀 ternyata aku juga baru tau buah carica..
Hahaha. Kan dibungkusnya juga ada namanya, kak 😀
Waaaa…. baru tau kaka, ada Carica, buah Indonesia banyak banget ragamnya 😀
iyaa enak tinggal di indonesia 🙂
Pas ke Dieng dulu sempet motretin buah pepaya kecil-kecil di depan rumah warga. Ternyata itu namanya Carica. Eh, pas di kantor ada temen dari Wonosobo oleh-olehnya adalah manisan carica ini. Ternyata bikinnya rumit banget sampai direbus segala hehehe. Tapi emang jadi awet sih.
direbus biar kumannya mati, mas 😀
bikinnya lebih gampang dari dapetin perhatiannya 🙁
seru juga lihat prosesenya, dulu waktu kuliah sering main ke pabrik ama industry rumah tangga jadi banyak belajar
Waahh. Keren. Mau dong diajari juga, Kak Win. 😀
pabrik semen mau? 😀
Waaa ya gapapa dong. Wkwk
Pada 2015 lalu saat ngantar teman penelitian kentang di Dieng, kami sempat mampir ke Desa Sembungan, salah satu sentra carica. Bertamu pula ke pengusahanya, yang katanya, “carica adalah keluarga pepaya yang tumbuh dan hidup berbeda” Hahaha. Tapi suka banget sama Carica!
Nah, tulisan berikutnya tentang kentang Dieng nih 😀
Pernah ngerasakno Carica sing langsung dimaem (tanpa dijadikan manisan) nggak, Rif?
Belum sempat makan kalau yang langsung makan. Seringnya yang olahan.
Yang udah diolah emang enaak
Carica ini rasanya surprise banget yaaa, ya kaya pepaya, tp kaya nanas juga. segeeeeerrr
Iyaaa.. Disajikan pas panas, dengan air es. Enak banget, mbak put
Halo Mas Gallant. Oh ini toh proses pembuatan di balik carica yang lebih manis dari dia itu 😄
Saya pernah makan Carica langsung di Dieng waktu 2016 lalu, sempet beli 2 dus Carica buat oleh-oleh dan soal rasa, itu asli manisnya enak, alami banget.
Baca artikelmu yang ini, jadi pengen makan Carica lagi mas hihi
-ceritaliana.com
Sama, Mbak. Kalau udah beli, boleh dong dibagi. :p
Wah Mas-nya malah udah dari sana. Kalo boleh malah saya yg nitip dibawain mas :p
Ada ongkirnya tapi yaaa. WKwk
haha beres!
Duh jadi keingetan rasa carica yang enak bangettt… ternyata buah nya mirip pepaya ya…
Iyaa. Pohonnya juga mirip sama pepaya. Soalnya masih satu famili 😀
Awalnya duluu waktu pertama kali ke Dieng, lihat tanaman ini banyak tumbuh di pinggir jalan. Saya pikir jenis tanaman pepaya mini. Eh taunya Carica. Awal icip, teksturnya sama kayak pepaya sih. Dan in cemilan yang wajib banget dicari kalau ke Dieng heheh.
Iyaa. Wajibb!!
Unik buah Carica ini.
Bentuknya mirip pepaya dengan tekstur lebih keras.
Cocok buat manisan atau syrup 🙂
Betull. Masih keluarga pepaya lebih tepatnya 😀
Aku maih belum bisa bertahan di satu merek kemasan carica, selalu mencari yang gulanya rendah, seringkali terasa manis sekali.
wah ini pas Famtrip yang aku ndak bisa ikut, ahaha jadi merasa ndak enak sama mas Fauzan karena sudah bersedia, namun jadwal pemberangkatannya overlap 6 jam dengan jadwalku, huuuuhuuu sedih
Huhu. Padahal waktu itu ada namanya Mas Ghozali. Eh tapi dikasih tau sama Vanisa katanya nggak bisa ikut.
Bener sih, Mas. Manisan Carica ini manis betul.
nice artikel gan, lanjutkan .kunjungan dari softkini.blogspot.co.id
aku sendiri belum pernah icip carica ini mas.
Kalo suka yang manis, perlu dicobain, Koh. 😀
Aku baru tahu ada buah namanya carica. Unik, ya. Jadi kepingin icip dan penasaran sama rasanya.
lho belum pernah?? sini om ke jogjaaaa 😀